Senin, 14 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


Judul                  : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke-        : 13
Gelombang        : 23 dan 24
Hari/Tanggal      : Senin, 14 Februari 2022
Tema                  : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber       : Susanto, S.Pd.
Moderator          : Bapak Muliadi


Assalamualaikum wr wb, 

"Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan" hadir di tengah-tengah waktu pembelajaran dengan narasumber Bapak Susanto, S.Pd, dan dibersamai oleh moderator Bapak Muliadi. Materi ini penting dipelajari bagi penyempurnaan tulisan yang dikerjakan dengan segala bentuk pengorbanan agar layak dipersembahkan kepada para pembaca.

Dalam dunia tulis menulis, Bapak Susanto, S.Pd, biasa disapa dengan Pak D Susanto. Beliau merupakan salah satu penulis yang cukup berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru kelas SDN Mardiharjo. Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Beliau dilahirkan di Gombong Kebumen pada tanggal 29 Juni 1971. Beliau lulusan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia dan S1 Pendidikan Guru SD. Pak D Sendiri adalah alumni kelas Belajar Menulis angkatan 15. Karena kemahiran beliau dalam editing, menjadikan beliau seorang editor pada komonitas pelatihan menulis asuhan Om Jay.

Pak D Susanto telah menerbitkan 1 buku solo dengan judul "Berani Menulis dalam 20 Hari" ( 2020}, 4 buku antologi ( tahun 2020-2021), dan sebagai editor 7 buku ( Desember 2020- Juli 2021). Beliau juga aktif di 4 komunitas menulis. Proses yang begitu cepat dalam pencapaian prestasi.

Ada sebuah ungkapan Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya - Albert Einstein.

Ungkapan di atas, menyiratkan pentingnya menyusun atau menata kalimat dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? dan ini lazim terjadi dalam menulis naskah.

Maka tepatlah jika malam ini, narasumber hebat kita mengangkat tema "Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan". Materi ini menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang akan menerbitkan tulisan untuk konsumsi publik, apakah itu dalam bentuk artikel di koran, media online, maupun dalam bentuk buku.

Apa itu Proofreading ?

Proofreading atau uji-baca mempunyai arti membaca ulang sebuah tulisan. Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks yang sudah ditulis tersebut. Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan, agar tidak terdapat lagi kesalahan pada saat diterbitkan. 

Apakah Perbedaan Editing dan Profreading?

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.

Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

Adapun tugas seorang proofreader adalah:

Tugas proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Proofreader harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif atau tidak, susunannya sudsh tepat atau belum, dan substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembeca atau tidak.

Katakanlah seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.

Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading?Proofreading adalah tahapan yang penting, apa lagi jika berniat menertibkan karya tulis itu kepada public dan tentu saja termasuk dalam tulisan di blog.

Salah satu caranya mintalah seseorang untuk membaca karya tulis kita, lalu mengoreksinya, dan pastikan si proofreader adalah orang-orang yang memang sudah tahu atau ahli dalam hal ini.

Meskipun proofreading itu dilakukan oleh penulisnya sendiri, namun si penulis harus bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit?

Seorang proofreader akan membantu Anda untuk mengoreksi apakah ada kesalahan dalam tulisan. Bisa saja tulisan tersebut dikoreksi oleh si penulis tersebut, dengan catatan apa yang sudah ia tulis sudah selesai.

Sering terjadi, ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tidak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Pada akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.

Guru menulis menggambarkannya dengan proses membuat rumah. Ketika membangun rumah, baru sampai dinding , belum pasang atap, tetapi sudah memoleh dengan mengecatnya, memberi ornamen, dan sebagainya. Lalu tidak puas dengan warna cat, ganti lagi, dan seterusnya. Akhirnya, rumah tidak kunjung selesai.

Hal lain, misalnya seorang blogger peserta Kelas Menulis, ingin segera menerbitkan tulisan. Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin segera memublikasikan, langsung klik tombol kirim.

 Jika itu dilakukan, apa yang terjadi?

Yang pertama, alih alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan "nggak jadi-jadi".
Lalu, maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Sayang, 'kan?

Yang kedua, tulisan di blog masih terdapat kesalahan (ejaan atau struktur kalimat). Meskipun, seiring dengan waktu, kemampuan Anda kesalahan itu akan banyak berkurang. Nyatanya, ketka Bapak dan Ibu berlomba menerbitkan tulisan tulisannya sudah enak dibaca. Oleh karena itu, proofreading penting dilakukan, sebelum tulisan diterbitkan.

Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”.Apakah karya tulis saya sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit?

Bagaimana agar lebih objektif?

Agar objektif, setelah tulisan selesai, endapkan dulu beberapa jam, syukur, beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk membebaskan pikiran kita dari ide yang baru saja dituangkan.

Posisikan diri sebagai "CALON PEMBACA"

Langkah-langkah dalam Proofreading:

Langkah Pertama

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Yang keempat

1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3. Konsistensi nama dan ketentuannya

4. Perhatikan judul bab dan penomorannya





Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Penjelasan dari pak D. Kita menjadi lebih tercerahkan bagaimana seharusnya mempersiapkan sebuah naskah atau teks tulisan kita sebelum di terbitkan.


Pangkalpinang, 14 Februari 2022
Rismaningsi






11 komentar:

  1. betul sekali, setiap penulis, seharusnya menjadi editor terbaik bagi tulisannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul sebaiknya penulis sendiri terbaik untuk editor tulisannya sendiri

      Hapus
  2. Semangat untuk menjadi proofreader bagi tulisan kita sendiri

    BalasHapus
  3. Mantap bu profeading dulu sebelum posting

    BalasHapus
  4. Terus belajar menjadi proofreader yang baik

    BalasHapus
  5. Semangat.......semoga kita bisa menyelesaikan tantangan ini hingga akhir kelulusan....salam.literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu kita semangat terus menjalani tantangan semoga berhasil sampai puncak..

      Hapus

Mengelola Taman Bacaan

  J udul                        : Pelatihan Belajar Menulis PGRI Resume ke-            : 30 Gelombang            : 23 dan 24 Hari/Tanggal   ...