Jumat, 18 Februari 2022

Konsep Buku Nonfiksi



Judul                  : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke-        : 15
Gelombang        : 23 dan 24
Hari/Tanggal      : Jum'at,18 Februari 2022
Tema                  : Konsep Buku Nonfiksi 
Narasumber       : Ibu Musiin, M.Pd.
Moderator          : Bapak Dail Ma'ruf

Assalamualaikum wr wb, 

Kegiatan pelatihan malam ini memasuki pertemuan ke 15, ibaratnya setengah langkah kita lalui untuk menuju puncak kesuksesan di putaran ke 30. Pertemuan ini akan dipandu seorang moderator yang hebat Bapak Dail Ma'ruf. Materi malam ini bertemakan "Konsep Buku Nonfiksi", serta narasumber yang sangat luar biasa adalah Ibu Musiin, M.Pd. atau biasa dipanggil Ibu Iin. Beliau merupakan salah satu dari alumni kelas belajar menulis asuhan Om Jay gelombang 8. Beliau juga seorang petarung hebat yang berani dan sukses dalam menghadapi tantangan menulis bersama Prof. Eko Indrajid. Alhasil, buku dengan judul "Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi" berhasil mengisi pajangan di toko Gramedia secara online dan ofline.





Deretan buku-buku di rak tengah adalah karya alumni gelombang 8 yang berhasil masuk ke penerbit mayor, Penerbit Andi..Beliau yakin kita semua yang ada di kelas belajar menulis ini pasti juga mampu menjadi pemenang dengan menerbitkan tidak hanya satu buku namun puluhan buku.

Ibu Musiin telah berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Ketakutan  itu ternyata merendahkan potensinya untuk menulis. Ketakutan yang beliau rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan itu yang sering kali membuat beliau merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.

Kekuatan menulis ini akan menjadi sangat berarti ketika  ingin menjadi bagian dari Program Guru Penggerak. Dan Cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. Beliau yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kita jangan sampai menjadikan kegiatan menulis sebagai sebuah mimpi buruk. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan.

Prof. Eko kita ibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberikan banyak pilihan bahan masakan yang bisa di olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan  Prof Eko, bisa diperoleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai.

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Beliau memiliki buku, Kita pun juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.


Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. 

Berapa ratus purnama telah di lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Alasan beliau ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

                                   

Apakah kutipan ini masih relevan di era digital saat ini? 

Di era Tik Tok, You Tube, dan Instagram. Kekuatan youtuber hebat, selegram terkenal, salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi bisa dibangun jika kita pandai merangkai kata dan kalimat. 


Kutipan ini membawa pesan menulislah jika engkau ingin dikenal orang banyak.

Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Pikiran menjadi penulis mengantarkan saya mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko Indrajid.   

Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku. Kalau kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau sederhana ke rumit).            Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3.Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-       buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Terkait pengalaman menulis buku "Literasi Digital Nusantara" beliau menggunakan pola  Klaster. Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni:
1.  Pratulis
2.  Menulis Draf
3.  Merevisi Draf
4.  Menyunting Naskah
5.  Menerbitkan

Selanjutnya marilah kita kupas satu per satu langkah-langkah tersebut, yakni:

Langkah pertama, Pratulis 
  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka
Tema dapat ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk mengembangkan tema, diperlukan ide yang menarik.
Ide-ide tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
    1. Pengalaman pribadi
    2. Pengalaman orang lain
    3.  Berita di media  massa            
    4.  Status Facebook/Twitter/
         Whatsapp/Instagramp
    5.  Imajinasi
    6.  Mengamati lingkungan
    7.  Perenungan
    8.  Membaca buku

Tema yang diangkat di dalam buku tersebut adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. 

Sebagai referensi untuk mengembangkan tulisannya, beliau mengambil data dan fakta diperoleh dari literasi di internet. Referensi penulisan buku meliputi hal-hal berikut ini:
1. Pengetahuan yang diperoleh     secara formal, nonformal, atau informal.
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal.
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini.
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan.

Kita patut bersyukur di era digital seperti sekarang ini, betapa mudahnya fasilitas untuk menulis buku, semua serba mudah. Semua ini bisa bayangkan, penulis jaman dulu harus mengetik dengan mesin ketik manual. Mereka bisa menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Seharusnya generasi kita lebih luar biasa lagi. Youtuber menjadi hebat juga membutuhkan tim kreatif yang juga pasti membutuhkan skenario. Skenario jika tidak didukung kekuatan menulis pasti hasilnya juga tidak luar biasa.

Setelah menentukan tema dan menyiapkan referensi yang diperlukan. Ibu Iin membuat kerangka tulisan. Setelah disetujui Prof. Eko, beliau melanjutkan ke proses penulisan buku.

Kerangka tulisan yang beliau buat untuk proses penulisan buku berikut ini:

BAB 1 Penggunaan Internet di Indonesia
A.  Pembagian Generasi Pengguna Internet
B.  Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A.  Media Sosial
B.  UU ITE
C.  Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A.  Pengertian
B.  Elemen
C.  Pengembangan
D.  Kerangka Literasi Digital
E.  Level Kompetensi Literasi Digital
F.   Manfaat
G.  Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H.  Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A.  Keluarga
B.  Sekolah
C.  Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B.  Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C.  Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be).

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan Ibu Iin yakin beliau juga akan memberikan materi kepada kita.  Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku.

Dengan  langkah ini, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Anotomi  sebuah buku nonfiksi meliputi bagian berikut ini:
1.  Halaman Judul
2.  Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3.  Halaman Daftar Isi
4.  Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5.  Halaman Prakata
6.  Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7.  Bagian /Bab
8.  Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9.  Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Anatomi ini penting dibuat, karena menyangkut susunan dari sebuah buku.

Langkah kedua,Menulis Draf:
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Langkah ketiga, Merevisi Draf:
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian.
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat. Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI).
1. Ejaan
2.  Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Langka kelima, Menerbitkan.
Jika seluruh proses penulisan sudah dilakukan dengan baik, dan kelengkapan buku juga sudah dilaksanakan, maka naska buku siap dikirimkan ke penerbit untuk diterbitkan.

Dalam proses menulis, tentunya narasumber juga menemukan hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut adalah:
1.  Hambatan waktu
2.  Hambatan kreativitas
3.  Hambatan teknis
4.  Hambatan tujuan
5.  Hambatan psikologis

Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Hambatan-hambatan yang dihadapi narasumber diatasi dengan cara  sebagai berikut:
1.  Banyak membaca
2.  Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3.  Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi  memasak).

Dari materi ini dapat disimpulkan bahwa dalam menulis buku nonfiksi kita harus memahami tiga pola penulisannya, yaitu pola hierarkis, pola prosedural, dan pola klaster.  Dengan memahami pola ini, kita dapat menyusun buku sesuai jenis buku tersebut.


Pangkalpinang, 18 Februari 2022
Rismaningsi

12 komentar:

  1. Mantap, semangat terus bu Ris dan semoga dimudahkan untuk terus menulis.

    BalasHapus
  2. Aamiin..terima kasih bu jita semangat

    BalasHapus
  3. Aamiin semoga saja diberi kemudahan dlm mengikuti pelatihan ini

    BalasHapus
  4. Menulis untuk keabadian
    Salam Blogger Bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu siti atas kunjungannya di blog saya salam literasi bu

      Hapus
  5. Sudah setengah langkah, semoga bisa sampaibtuntas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin semoga kita sampai ke tujuan..kita semangat bu

      Hapus
  6. Semangat bu. Bagus resumnya Bu Risma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu, menulislah dari hati pesan dari narsum kita semangat bu

      Hapus
  7. Mantap, jadikan untuk naskah buku solo selanjutnya.

    BalasHapus

Mengelola Taman Bacaan

  J udul                        : Pelatihan Belajar Menulis PGRI Resume ke-            : 30 Gelombang            : 23 dan 24 Hari/Tanggal   ...