Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke- : 6
Gelombang : 23 dan 24
Hari/Tanggal : Jum'at, 28 Januari 2022
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Raliyanti
Resume ke- : 6
Gelombang : 23 dan 24
Hari/Tanggal : Jum'at, 28 Januari 2022
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Raliyanti
Assalamualaikum wr wb,
Mencermati tema "Menulis Buku dari Karya Ilmia" yang diusung oleh Narasumber, Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd dengan moderator andal, Ibu Raliyanti mengelitik rasa ingin tahu saya. Bagaimana mungkin sebuah karya ilmiah yang sudah dibuat/ditulis dapat dijadikan buku ?
Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd, lahir di Kudus, 12 Juni 1989 adalah guru di SMP Negeri 8 Semarang. Beliau merupakan salah satu dari alumni kegiatan belajar menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8 yang aktif dengan komunitas Sejuta Guru Ngeblog. Sebagai wujud kekompakan sesama alumni di gelombang 8, baru-baru ini mereka menghasilkan karya bersama berupa buku antologi yang mana beliau juga berperan sebagai editor naskah.
Beliau lulusan S2 Universitas Negeri Semarang ini juga aktif sebagai anggota Komunitas Koordinator Virtual Indonesia ( KKVI ), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ) Prakarya dan IPA. Tak hanya itu, beliau juga mengambil peran sebagai pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP. Di tengah kesibukan yang begitu banyak, beliau tetap bisa menghasilkan tulisan yang sudah diterbitkan.
Buku-buku karya narasumber yang sudah bisa dinikmati para pembaca antara lain "Bahan Ajar Kimia SMA", buku antologi " Kisah Inspiratif Sang Guru", "Prahara di Tengah Pandemi", "Aku dan Corona", 1 buku seri Ekoji Academy, dan 1 buku solo yang telah berhasil diubah dari tesis dengan judul " Kiat Praktis Menulis dari Tesis Menjadi Buku". Buku ini pulalah yang dapat menjadikan bukti atas keberhasilan Narasumber dalam pembahasan tema yang diusung pada pertemuan malam ini.
Karya ilmiah tidak asing lagi di telinga kita, terutama yang bergelut di bidang penelitian dan pendidikan. Bentuk-bentuknya pun beragam, bisa berupa artikel, makalah. Penelitian Tindakan Kelas, skripsi, tesis, dan lain-lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ). Karya ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat dengan prinsip ilmiah, menurut data dan fakta ( observasi, eksperemen, kajian pustaka ).Yang menjadi ciri khas karya tulis ilmiah adalah konten tulisan itu sendiri, yaitu berisi kajian yang mendalam terhadap suatu masalah tertentu secara ilmiah dan memberikan solusi yang dapat dibuktikan secara ilmiah pula.
Bahasa yang digunakan juga menjadi ciri khasnya yaitu bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa indonesia ( PUEBI ), dan disusun secara efektif tidak bertele-tele agar mudah dipahami oleh pembaca.
Pada pembahasan tentang Karya Tulis Ilmiah ( KTI ), Ibu Noralita yakin bahwa para peserta sudah pernah membuat karya ilmiah. Contoh karya yang ditunjukkan oleh beliau adalah skrepsi untuk jenjang pendidikan S1, tesis untuk jenjang S2, dan PTK bagi guru-guru.
Skripsi dan tesis dibuat hanya untuk syarat kelulusan agar mendapatkan gelar. Sementara laporan PTK bagi guru hanya untuk perhitungan angka kridit yang sekaligus menjadi syarat kenaikan pangkat. Selanjutnya karya-karya ilmiah tersebut tidak dihiraukan oleh penulisnya, paling bagus hanyalah menjadi koleksi perpustakaan.
Karya Tulis Ilmiah yang berisi informasi penting berupa data dan temuan-temuan bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi masyarakat menjadi tidak bermanfaat jika hanya berada di perpustakaan. Sementara dalam penulisannya begitu sulit, penuh dengan pengorbanan lahir dan batin.
Berpijak pada pemikiran di atas maka menjadi jauh lebih berguba jika KTI tersebut diubah menjadi buku. Adapun manfaat karya ilmiah yang dibuat dalam bentuk buku dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
2. Dapat diperjualbelikan sehingga memperoleh keuntungan material badi penulis.
3. Dapat dijadikan publikasi ilmiah bagi ASN sebagai poin angka kredi. Jadi para guru akan mendapatkan poin angka kredit ganda dari laporan PTK sekaligus dari buku.
4. Dapat mendatangkan keuntungan lebih jika buku yang ditulis diminati oleh banyak orang.
5. Akan mengalir amal jariah karena kita telah membagikan ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak.
CARA KONVERSI KTI MENJADI BUKU
A. Ubah judul
Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah, kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata.
Sebagai contoh, judul Skripsi "Efektivitas metode SEM berbasis Mind Map untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA".
Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi :" Mudah belajar Sains dengan metode SEMMI ".lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat
B. Ubah daftar isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 Landasan teori
BAB 3 Metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
BAB 4 Hasil dan pembahasan
BAB 5 Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (why) menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini, dll.
Bab 2 (APA) enjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan.
Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.
Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi
2.1. Hasil belajar
2.2. Media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. Metode pembelajaran
2.5 Pembelajaran berbasis riset
ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu
Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku
BAB 2 TEORI BELAJAR
2.1. Belajar
2.2. Permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. Jenis media
3.3. Manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 Mengenal modul
4.1.Pengertian modul
4.2.Karakteristik modul
4.3.Sistematika modul
4.4.Kelebihan modul
dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai…
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
C. Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang. Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communications, collaboration, creativity, dan critical thinking. Atau dapat juga dihubungkan mind map sebagai sebuah media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua KD yang ada
D. Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak. Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting saja
E. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
F. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya
G. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
H. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit. Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste KTI kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun dengan tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di KTI asli.Teknik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang KTI nya menjadi buku.
Dari pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa, membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya. Wassalam.
Pangkalpinang, 28 Januari 2022
Rismaningsi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCantik, manis, tertata dan rapi bu Risma🤩🥰
BalasHapusTerima kasih bu masih belajar
HapusOke pke banget Bu tulisannya👍
BalasHapusSukses selalu Bu🥰
Terima kasih ..
HapusKeren, semangat sampai selasai bu
BalasHapusTerima kasih bu kita semangat
HapusTulisan mantap dan bloggnya keren...
BalasHapusTerima kasih bu
HapusResumenya bagus bu. Semangat
BalasHapusTerima kasih pak
HapusMantullll
BalasHapusTerima kasih bu..
HapusLuar biasa,...semangat terus berkarya. Salam literasi
BalasHapusYo kita semangat..
Hapus